aku sangat gemar membuat seni lipat
kertas ya origami namanya. Terutama aku sangat suka membuat pesawat kertas ,
biasanya aku membuatnya dengan kekasihku, rio namanya. Kesukaan ku terhadap
pesawat kertas dikarnakan jarak rumahku dengan bandara cukup dekat yang selalu
mengispitasiku.Aku dan rio seringkali pergi bermain atau sekedar mengobrol
sambil duduk-duduk santai menikmati angin yang bertiup dengan pemandangan
pesawat yang selalu terbang dan mendarat. Biasanya di bukit kecil dekat dengan penerbangan
pesawat.
Hari itu aku merasa bosan berada di
rumah, kebetulan rio mengajakku pergi ke bukit kecil dekat bandara tempat
biasa, disana kami bisa duduk-duduk. Aku pun memikirkan sesuatu tentang pesawat
“hingga saat ini aku haya bisa melihat peswat itu terbang dan
mendarat,mendengarkan suara berisik dari mesinnya tetapi aku belum kedalam
pesawat itu, menaikinya, duduk disana, aku belum pernah merasakannya terserah
aku mau dibawa kemana asalkan aku naik peasawat pulang - pergi dengan selamat,
ya kan rio?”pikirku. “iya kamu benar ki
coba kita punya banyak uang dan naik pesawat itu tapi aku inginnya ke bali naik
pesawat sama kamu.“ katanya yang mengejutkan hatiku “
Keesokan harinya sepulang sekolah aku
mengajak rio pergi ke sana lagi dengan masih mengenakan pakaian sekolah tanpa
pulang ke rumah . Aku dan rio sambil berlari menuju ke bukit kecil itu, yang ingin melepaskan stres. Aku menggambil
buku dan mengoyakkan kertas yang nantinya akan ku buat menjadi pesawat kertas,
lalu tas ku lemparkan dari punggungku dan berlarian kesana kemari mengejar
pesawat kertasku yang diterbangkan oleh hembusan angin yang sejuk. Rio pun hanya
tersenyum melihatku “kenapa kamu nggak main padahal biasanya nggak kayak ini?”
tanyaku heran. “aku lagi nggak pengen main pesawat kertas aku kesini ingin
menemanimu main dan ingin melihat wajah ceriamu yang manis”jawabnya. “ hahaha jangan gombal aku males dengar gombalan
garing mu” jawabku sambil tertawa terbahak-bahak. “aku serius, aku ingin
melihatmu senang dan sedih dan aku yang akan selalu menemanimu disini, aku
ingin keingiankita nanti akan terwujud kita naik peawat ke bali pulang pergi
dengan selamat” jawabnya serius.
Aku melihat tatapannya dengan penuh
harapan dan mata yang berkaca-kaca. Aku pun membuat 2 pesawat kertas lagi untuk
aku dan rio bermain dengan tulisan gapailah
impianmu setinggi langit. “Nah
ini aku buatkan pesawat kertas untukmu di dalamnya ada tulisan yang mugkin bisa
memotivasimu aku juga sama ingn melihatmu senang dan sedih dan aku yang akan
selalu menemanimu disini”kataku untuk memberinya semangat. “aku janji padamu
suatu saat kita akan pergi ke bali naik pesawat OK?” jawabnya dengan penuh
semangat. Aku tersenyum mendengannya di memberiku jari kelingking sebagai tanda
janji nya padaku. Kami pun tersenyum satu sama lain yang berusaha ingin
menggapai cita-cita masing-masing. Menjelang sore kami melihat mahari terbenam
yang sangat indah. Burung-burung berkicauan,hembusan angin bertiup kesana
kemari,dan suara mesin pesawat sebagai pelengkapnya.
Hari minggu tiba, pagi-pagi rio mendatangi rumah ku tetapi ibu tidak
mengizinkan aku bermain bersama rio. Ibuku takut seandainya nanti kami pulang
sore seperti hari-hari sebelumnya. Ibuku lalu mendatangi rio dan diberikan
nasehat. Dengat berat hati aku terpaksa tidak pergi kemana-mana.
Keesokan harinya aku berangkat ke
sekolah seperti biasa bercengkrama dengan teman-temanku yang lainnya mengikuti
pelajaran dengan baik tetapi setelah aku menyadarinya ternyata rio tidak
sekolah datang, itu hal yang biasa.
Berminggu-minggu sudah dia tidak datang ke sekolah aku merasa kesepian dan
selalu melihat bangkunya yang kosong di kelas. Sepulangnya aku sekolah aku
pulang ke rumah dan aku menanyakan ke satpam sambil mengobrol dengannya “pak
ngomong-ngomong bapak tau nggak penghuni rumah itu tuh kemana?”t anyaku
penasaran. “oh yang rumah itu, rumah itu kan sudah dijual dek penghuninya sudah
pndah ke Jakarta katanya sih karena dapat tugas ke Jakarta” jawab pak satpam
dengan jelas
Setelah aku mengetahui kejadiannya,
disaat itu lah aku meras kehilangan yang amat dalam dihidupku. Berjalan
selangkah demi selangkah dengan badan yang lemas dan mata berkaca-kaca. Aku
pergi ke bukit kecil itu. Aku duduk dan memegang pesawat kertas yang pernah aku
mainkan dengan rio. Tetapi aku tidak ingin bersedih berlarut-larut atas
kepergiannya untuk pergi ke Jakarta dan meninggalkan Palembang aku harus bisa
menjalani hidup seperti biasanya dan aku
yakin suatu saat nanti dia akan datang dan memenuhi janjinya .
Enam tahun telah berlalu aku telah
menjadi wanita karir yang cantik dan berwawasan tinggi. Aku sekarang sangat
sibuk dengan pekerjaanku sekarang dan aku menikmatinya.walaupan sangat sibuk
aku selalu tak lupa untuk pergi sesekali kebukit kecil tempat aku sering bermain
pesawat kertas dengan rio. Aku berdiri diatas bukit itu dan melihat pemandangan
pesawat dengan latar matahari terbenam dan aku sambil menjerit “rio kapan kita pergi naik pesawat bersama
aku selalu menunggumu ingat janji mu kepada ku”
Minggu pagi aku pergi kesebuah acara
kerjaku. Saat itu ayahku sedang tanaman. kemudian datanglah seorang pria tampan
dan gagah menggunakan mobil mendatangi rumahku “asalamualikum kiky….kiky. oh
permisi om saya ingin menemui kiky, kikynya ada om?” Tanya laki-laki itu . “kiky sedang ada acara di
kantor memangnya ada apa? ”jawab ayahku . “oh tidak apa-apa om kalo begitu
terima kasih om tapi kalau kiky sudah pulang nanti bilang ada temannya yang
lagi tunggu dia dibukit kecil dekat bandara” jawab laki-laki itu.
Selesainya dari acara kantor aku pun
pulang “asalamualaikum kiky pulang” saapaanku “waalaikummussalam ki tadi ada
temen mu, laki-laki mencarimu ada pesan darinya nanti kalau kamu sadah pulang
disuruh pergi dibukit kecil dekat bandara” tanpa pikir panjang aku sudah tau
laki-laki itu ,dia pasti sahabatku rio aku
segera berlari menuju ke bukit itu da berharap kalau dia masih ada.
Sesampainya ku di sana aku melihat
seorang laki-laki yang sedang berdiri diatas bukit kecil itu sambil memegang
pesawat kertas yang kusam dan 2 lembar tiket dia tersenyum kepadaku dan aku
hanya bisa terpaku dan terharu hingga menitihkan air mata bahagia. Selama ini
penantianku padanya tidak sia-sia dia lalu menghampiriku dan mengatakan “kiky
apa kabar mu? suadah lama, ya kita tak bertemu. Oh ya aku benar-benar minta
maaf padamu karena dulu aku tidak mengabarkannya padamu kalau aku pergi ke
Jakarta karena ayahku pindah tugas. Disana aku mengikuti sekolah penerbangan
aku mempelajarinya lebih dalam karena aku tahu kamu ingin pergi kemana saja
asalkan naik pesawat sekarang aku telah bekerja menjadi pilot di salah satu
penerbangan di Indonesia” katanya. “iya aku sudah tahu dan memahami
permasalahannya,aku sudah merasa lega dan senang akhirnya kamu datang dan telah
menggapai cita-citamu.” jawabku dengan penuh kegembiraan.”
“selama dijakarta aku tak pernah lupa
kenangan kita aku masih menyimpan
pesawat kertas buatanmu dan selalu ku ingat dan aku telah membawakan
tiket pesawat untukmu sekarang aku sangat ingin sekali menaiki pesawat denganmu,
apakah kamu mau?”Tanyanya padaku. “aku mau dan selalu menantinya”
0 komentar:
Posting Komentar