2.5 Contoh – contoh Puisi Tentang Pahlawan
Di Balik Seruan Pahlawan
Kabut... Dalam kenangan pergolakan pertiwi Mendung... Bertandakah hujan deras Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral Serbu... Merdeka atau mati Allahu Akbar Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa Dalam serbuan bambu runcing menyatu Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci Engkau teriakkan semangat juang demi negri Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati Untuk ibu pertiwi Kini kau lihat... Merah hitam tanah kelahiranmu Pertumpahan darah para penjajah keji Gemelutmu tak kunjung sia Lindunganya selalu di hatimu Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi (Puisi Karya Zshara Aurora)
Pahlawanku
Pahlawanku... Bagaimana Ku bisa Membalas Jasa-jasamu Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi Haruskah aku turun ke medan perang Haruskah aku mandi berlumuran darah Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu Engkau relakan nyawamu Demi suatu kemerdekaan yang mungkin Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri Pahlawanku engkaulah bunga bangsa (Puisi Karya Rezha Hidayat)
Untuk Pahlawan Negriku
Untuk negriku... Hancur lebing tulang belulang Berlumur darah sekujur tubuh Bermandi keringat penyejuk hati Ku rela demi tanah airku Sangsaka merah berani Putih nan suci Melambai-lambai di tiup angin Air mata bercucuran sambil menganjungkan do'a Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya Hanya jasamu yang bisa ku lihat Hanya jasamu yang bisa ku kenang Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana Demi darahmu... Demi tulangmu... Aku perjuangkan negriku Ini Indonesiaku Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus
kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa ku bawa
berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak
perduli
Aku mau hidupseribu tahun lagi
(Chairil Anwar)
|
Pemuda Untuk perubahan
Indonesiaku menangis Bahkan Tercabik-cabik Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi Tak peduli rakyat menangis Kesejahteraan jadi Angan-angan Keadilan hanyalah Khayalan Kemerdekaan telah terjajah Yang tinggal hanya kebodohan Indonesiaku, Indonesia kita bersama Jangan hanya tinggal diam kawan Mari kita bersatu ambil peranan Sebagai pemuda untuk perubahan (Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)
Pengorbanan
Mengucur deras keringat Membasahi tubuh yang terikat Membawa angan jauh entah kemana Bagaikan pungguk merindukan bulan Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan Pagi yang menjadi malam Bulan yang menjadi tahun Sekian lama telah menanti Dirinya tak jua lepas Andai aku sang Ksatria Aku pasti menyelamatkanya Namun semua hanya mimpi Dirinyalah yang harus berusaha Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi (Puisi Karya Siti Halimah)
Indonesiaku Kini
Negaraku cinta indonesia Nasibmu kini menderita Rakyatmu kini sengsara Pemimpin yang tidak bijaksana Apakah pantas memimpin negara Yang aman sentosa Indonesiaku tumpah darahku Apakah belum bangun dan terjaga Pemimpin yang kita bangga Apakah rasa kepemimpinan itu, Masih tersimpan di nurani Dan tertinggal di lubuk hati Rakyat membutuhkanmu Seorang khalifatur Rasyidin Yang setia dalam memimpin Yang menyantuni fakir miskin Mengasihi anak yatim Kami mengharapkan pemimpin Yang sholeh dan solehah Menggantikan tugas Rasulullah Seorang pemimpin Ummah Yang bersifat Siddiq dan Fatanah Andai aku menemukan Seorang pemimpin dunia Seorang pemimpin negara dan agama Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya (Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana) |
0 komentar:
Posting Komentar