CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 27 Agustus 2013

cinta kasih orang tua

Hari-hari ku sangatlah berat. Aku dilahirkan oleh kedua orang tua yang memiliki penghasilan yang rendah. Mereka bekerja sebagai buruh kasar dipasar yang tak jauh dari rumahku. Mereka berangkat pukul 4 subuh dan pulang pukul 5 sore untuk mencari sesuap nasi. Dingin yang menusuk kulit tak mereka hiraukan dan panas yang begitu membakar tubuhnya mereka lawan hanya untuk menghidupi ku yang tak bisa apa-apa ini. sepulangnya mereka begitu menutupi kelelahannya didepanku agar aku tak begitu menghkawatirkannya.
Setiap ingin berangkat kesekolah aku sudah ditinggalkan oleh kedua orangtua. Mereka pergi berangkat bekerja dan meninggalkan sarapan untukku. Aku berangkat kesekolah dengan berjalan kaki dan selalu melewati pasar tempat ibu dan ayanhku bekerja. Seringkali aku melihatnya penuh dengan rasa tak tega melihat mereka menggakut berkarung-karung beras dan lalu hanya diberi uang beberapa rupiah saja. Hati ini terasa mereis melihatnya. Disaat itulah aku berfikir aku tidak bisa bekerja untuk usia ku yang masih remaja ini, tapi aku hanya bisa membahagiakan orangtuaku dengan prestasi di sekolah, aku harus bisa membangakan kedua orangtuaku. Saat disekolah aku sering dioloko-olokkan tema-teman sebagai bahan ejekan yang membuat hatiku ingin memanas. Tetapi ada juga teman-temanku yang menyemangatiku agar dapat tegar dari ejekan-ejekan itu.
 Aku adalah siswi kelas 3 sma disalah satu sekolah ternama di Jakarta. Aku merupakan siswa yang berprestasi disekolah dan aku juga mendapatkan beasiswa dari pemerintah. Prestasi yang ku dapat untuk membanggakan sekolahku sering diberi upah oleh pihak sekolah. Dan uang tersebut aku tabungkan untuk aku kuliah.Setelah aku lulus dari sekolahku dengan nilai yang memuaskan bagiku dan juga membanggakan kedua orangtua ku. Aku akan melanjutkan pendidikanku di salah satu universitas tekemukan di Jakarta. Saat itu aku orangtua ku berfikir untuk mencari uang yang lebih dimana lagi untuk mengekolahkan aku. Aku pun sempat merasa terbebani. Aku pernah bilang kepada kedua orangtuaku untuk jangan teralau memaksakan dirinya. Tetapi ayah dan ibu ku menolaknya. Mereka ingin agar aku nanti tidak seperti mereka yang hanya bekerja sebagai buruh kasar dan hanya mendapatkan upah yang kecil.
Ketika aku mendengarkan harapan dari mereka aku langsung bersemangat untuk melanjutkan sekolahku. Aku mendaftar bersama teman-temanku. Pada saat mendaftar dan mengisi formulir pendartaran disana terdapat tulisan pekerjaan orangtua. Aku sempat terpaku melihat formulir itu cukup lama dan teman disebelah ku bertanya kepadaku “kenapa? Kok lama sekali mengisi formulirnya? Tuh belum ditulis pekerjaan orangtua, kenapa? Malu ya?”tanyanya meledek. “aku tidak malu justu aku bangga kepada mereka bahwa orangtuaku yang hanya seorang buruh kasar di pasar bisa mengekolahkan aku disini, sama seperti kalian yang orangtuanya memiliki segalanya” jawabku dengan lantang . Mereka terdiam seketika.
Setelah aku lulus kuliah dan telah mendapatkan ijazah. Akhirnya perjuangan kedua orangtuaku tak sia-sia. Sekarang aku telah bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta dan mendapatkan posisi yang tinggi. Aku sangat bangga dan puas atas apa yang aku capai saat ini. Dan berkat doa, perjuangan dari orangtuaku lah aku dapat meraih sukses seperti sekarang ini. “ibu, ayah apa yang aku berikan tidak akan cukup membalas semua yang telah ibu dan ayah berikan selama ini kepadaku terima kasih bu terima kasih yah, aku sayang ibu dan ayah sampai akhir hayatku”.



0 komentar:

Posting Komentar