Bahasa Hindi adalah
bahasa resmi di India selain bahasa Inggris, dan bahasa ini merupakan salah satu bahasa dengan jumlah
penutur terbanyak di dunia setelah bahasa Tionghoa dan bahasa Inggris. Bahasa ini merupakan saudara kembar bahasa Urdu.
Sejarah
Hindi pada mulanya
digunakan oleh kebanyakan penduduk India Utara atau Madhyadesa dan Hindavi atau
Hindui adalah istilah yang umum dipakai pada masa itu. Ketika dialek Bakha
mulai berkembang, India Utara menghadapi serangan dari utara, utamanya dari
kesultanan Mughal dan pemukimannya di India. Disinilah situasi mulai
membingungkan, para penyerbu tersebut berbahasa ibu Turki, sedangkan untuk
bahasa keagamaan adalah bahasa Arab, dan bahasa resmi pemerintahan
serta kesusasteraan adalah bahasa Persia. Masyarakat Madhyadesa saat
itu sudah mengembangkan bahasa Brajbhasa dan bahasa Awadhi, Dingal dan
Maithili. Bahasa Khariboli yang tidak dipakai untuk transaksi resmi maupun
kesenian, digunakan untuk skala komunikasi yang lebih luas. Status Khariboli
sebagai bahasa resmi ditetapkan pertama kali di Golkunda (saat ini bernama
Bijapur dan Hyderabad, Andhra Pradesh serta Karnataka)
oleh para penguasa Muslim dan ulama di India Selatan menggunakannya untuk
tujuan intelektual. Akhirnya muncullah istilah zaban-e Hind yang kemudian dinamai Dakhini.
Beberapa
cendekiawan berpendapat bahwa bahasa Hindi muncul sebagai akibat interaksi
antara penduduk asli dan para penyerbu Muslim. Bahasa campuran ini tidak
digunakan sebagai bahasa resmi dan disebut zaban-I-Urdu-e-mualla (bahasa tenda) yang kemudian disebut
Urdu atau Rekhta. Pada masa itu unsure Bakha dalam bahasa Hindavi banyak
diganti dengan kosakata-kosakata dari bahasa Persia. Istilah 'Urdu' baru
terdengar setelah 500 tahun penyerbuan Muslim ke India Utara.
Pada saat Inggris
mulai berkuasa di India, terdapat jurang yang sangat tajam antara dua bentuk
verbal tersebut, yakni Hindustani dan Urdu. Hal inilah yang mendorong Gilchrist
mendeskripsikan adanya tiga varian yang berbeda, yakni:
·
Bahasa tinggi atau gaya Persia
·
Bahasa menengah
·
Bahasa rakyat (Hindavi)
Mahatma Gandhi
menyadari propaganda yang dibuat Inggris untuk membesar-besarkan masalah itu
khususnya dikotomi Hindi-Urdu. Dia kemudian membuat konsep bahasa persatuan,
setelah menerima Hindustani sebagai varian non-formal, dengan Hindi memakai
huruf Devanagari dan Urdu dengan huruf Arab-Persia. Kemudian dalam perkembangan
selanjutnya, para cendekiawan bahasa memasukkan berbagai kosakata yang berakar
dari Bahasa Sanskerta, dan akibatnya bahasa
Hindi dan bahasa Urdu semakin jauh persamaannya.
0 komentar:
Posting Komentar