Orang Belanda datang ke
Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17
diperintah oleh Pangeran
Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten.
Pada 1619, VOC dipimpin olehJan
Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan
pasukan Kesultanan Banten dan kemudian
mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia
berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak
mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok,
dan pesisir
Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang
kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu
itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara.
Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal
di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari
etnis pendatang, pada zaman kolinialisme Belanda, membentuk wilayah
komunitasnya masing-masing. Maka di Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas
itu seperti Pecinan,Pekojan, Kampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, danManggarai.
Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan
terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang
Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.[14] Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke
arah selatan. Tanggal 1 April 1905 di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja
atau gemeente, yakni Gemeente Batavia dan Meester
Cornelis. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini
menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Pada
tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara) telah
terintegrasi menjadi sebuah wilayah Jakarta Raya.
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan
dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom
provinsi. Provincie West Java adalah provinsi
pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan surat keputusan
tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926
No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi
salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor),
Priangan, dan Cirebon.
0 komentar:
Posting Komentar