Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta
beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama
di kota ini adalah Islam (84,4%), Kristen Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,2 %), dan Buddha (3,5 %)[25] Jumlah umat Buddha
terlihat lebih banyak karena umat Konghucu juga ikut tercakup
di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980,
dimana umat Islam berjumlah 84,4%; diikuti oleh Protestan (6,3%), Katolik
(2,9%), Hindu dan Buddha (5,7%), serta Tidak beragama (0,3%)[26] Menurut Cribb,
pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara relatif
adalah 1,7%. Pada tahun 1980 dan 2005, sensus penduduk tidak mencatat agama
yang dianut selain keenam agama
yang diakui pemerintah.
Berbagai tempat peribadatan agama-agama dunia
dapat dijumpai di Jakarta. Masjid dan mushala, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di seluruh penjuru kota,
bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal,
yang terletak di Gambir. Sejumlah masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.
Sedangkan gereja besar yang terdapat di
Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di
Menteng, dan Gereja
Santo Yakobus di Kelapa Gading untuk umat Katolik.
Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuel yang terletak di
seberang Stasiun Gambir bagi umat Kristen Protestan.
Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja
Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di
Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan
sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta
Timur, dan Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha
antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter, Vihara Theravada Buddha Sasana diKelapa Gading, dan Vihara
Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga
memiliki satu sinagoga yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi
0 komentar:
Posting Komentar