Di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri kerajaan-kerajaan
yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar,
Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan
Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah Kesultanan
Banten, mereka menjadi vazal.
Sebagian wilayah
Bengkulu, juga pernah berada dibawah kekuasaan Kerajaan
Inderapura semenjak
abad ke-17.
British East
India Company (EIC)
sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan ladaBencoolen/Coolen
yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang berarti tanah patah
wilayah ini adalah wilayah patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia dan
kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat
itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari
pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC,
dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada
tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan
Inggris untuk mendirikan benteng dan
berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara
Sungai Serut.
Sejak 1713, dibangun
benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang
masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama kelamaan menyadari
tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah
mencukupi.
Sejak dilaksanakannya Perjanjian
London pada tahun
1824, Bengkulu diserahkan keBelanda,
dengan imbalan Malaka sekaligus
penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung).[2] Sejak
perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Penemuan deposit emas di
daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan
tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan
penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.
Pada tahun 1930-an,
Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan,
termasuk Sukarno. Di masa inilah Sukarno berkenalan
dengan Fatmawati yang
kelak menjadi isterinya.
Setelah kemerdekaan
Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsiSumatera Selatan. Baru
sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan
statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur).
0 komentar:
Posting Komentar